Budaya Sunda, dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi
sopan santun. Pada umumnya budaya Sunda memiliki karakter ramah, mudah senyum,
sopan, lembut dan sangat hormat kepada orang tua. Didalam budaya Sunda, mereka
diajarkan bagaimana berbicara lembut terhadap orang yang lebih tua.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu budaya tertua yang ada
di nusantara, Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda
Wiwitan yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Terdapat beberapa ajaran budaya Sunda tentang
jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur,
bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan "sembuh" (waras),
baik, sehat (kuat), dan cerdas.
Kebudayaan Sunda memiliki macam-macam seni dan budaya, diantaranya:
1.
Wayang Golek
Golek yaitu merupakan semacam boneka yang
terbuat dari kayu yang ditampilkan dan membawakan alur cerita bersejarah.
Wayang Golek ini dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta
iringan musik tradisional Jawa Barat yang biasa disebut Degung.
Degung
![]() |
Degung |
Kuda Renggong
Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran
yang terdapat diKabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya
yaitu, seekor kudaatau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas
punggung kuda tersebut,Budak sunat tersebut
dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para
Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
UPACARA ADAT
PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan
calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya
mempelai yang berasal dari Sunda. Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang
tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Lamaran dilaksanakan
oleh orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang
berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih
pinangkomplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat).
Cincin tidak wajib harus dibawa. Misalnya dibawa, biasanya berupa cincing
meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.
Tunangan, dilakukan ‘patuker beubeur
tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si
pihak wanita.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan).
Calon pengantin pria membawa pakaian, uang, perabot rumah tangga, makanan,
dan lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh Dipimpin pengeuyeuk. Pengeuyek
mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua
orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan
berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya. Diiringi lagu kidung oleh
pangeuyeuk Disawer beras, agar hidup sejahtera. dikeprak dengan sapu lidi
disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja. Membuka kain putih
penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan
belum ternoda.Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin
pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan
diri.
Ngabageakeun, ibu calon pengantin
wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria,
kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk
menuju pelaminan. Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah
berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar,
lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan
tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru
dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah. Sungkeman,Wejangan,
oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.Saweran, kedua pengantin didudukkan
di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi
petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantindipayungi payung besar
diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.Meuleum harupat,
pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat
disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan
pengantin pria. Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan
sampai pecah. Lantas kakinyadicuci dengan air bunga dan dilap pengantin
wanita.Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab
dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat
syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
Seueur oge ngaguarna....
BalasHapus